Senin, 24 November 2008
PUISI OKTOBER
Musim Berganti
Berdiri di beranda hari
temani pesta rinai hujan
Sambil membasuh kaki petani
yang berlumpur
karena kemarin gagal panen,
dan menarik sampan
yang dikirim badai ke pantai.
Kukabarkan pada kekasih
“Hari ini awan berarak
tinggalkan musim berlalu
tapi luka terlanjur dalam
tergores pada tanah
dan dinding batu jiwaku”.
Menggendong Rindu
Malam di puncak Oktober
meniupkan aroma cinta diubun2
meski jauh kukenang pula segala
melati di rambutmu.
Aku melangkahi fajar
sambil kugendong rinduku
yang minta mainan usang
yang dulu terbuang dan terabaikan
Samar
Ada yang mengetuk uluhati Agustusku
Diam-diam menyelinap di lorong kenangan yang samar
Membongkar lemari yang tersudut di ruang ingatan
Membuka lembar-lembar catatan yang tertinggal
Sambil menyodorkan tagihan cinta yang tertunda
Dan waktu memasung aku disimpang jalan
Pada mentari yang menusuk ubun.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar