Dalam olahraga atletik dikenal nomor lari estafet. Nomor ini terbagi atas dua kejuaraan yakni nomor etafet 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter. Masing-masing kejuaraan diikuti oleh 4 orang pelari dalam satu regu (tim). Masing-masing pelari akan berlari secara bergantian pada jarak yang sama. Misalnya masing-masing 100 meter atau 400 meter.
Untuk meraih gelar juara dalam olahraga ini setiap tim harus mengejar waktu tercepat. Dalam pembentukan tim biasanya seorang pelatih akam memilih pelari tercepat pada nomornya masing-masing. Akan tetapi setiap pelari biasanya memiliki pencapaian waktu tercepat yang berbeda-beda. Hal tersebut tidak masalah yang penting empat orang yang dipilih adalah pelari yang terbaik waktunya.
Dalam perlombaan sang juara juga ditentukan oleh strategi menempatkan sang pelari dalam urutan. Pada umumnya pelatih akan menempatkan pelari yang terbaik waktunya sebagai pelari yang pertama. Karena sebagai pelari yang pertama akan menentukan star awal untuk mencapai prestasi waktu terbaik. Sehingga jika pelari pertama sudah meraih waktu terbaiknya maka secara otomatis pelari keduapun termotifasi untuk mempertahankan prestasi yang telah dicapai temannya. Sehingga ia berupaya untuk berlari lebih cepat dari biasanya.
Hal buruk kadang terjadi jika pelari pertama harus tertinggal dari lawan-lawannya sehingga pelari berikutnya akan dengan susah payah melakukan pengejaran terhadap lawan-lawannya. Jika hal ini tidak tercapai maka hal terburuk pelari berikutnya akan mengalami kendala psikologis yang bias membuatnya merasa putus asa.
Demikian pula dalam sebuah usaha yang diperkirakan akan berlangsung lama dan diibaratkan menjadi ajang usaha estafet dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ketika memulai usaha tersebut harus diawali dengan sebuah konsep yang matang. Agar sebagai pelari awal kita sudah meraih prestasi yang maksimal.
Jika stas awal dari usaha tersebut sudah mencapai prestasi yang maik maka ketika tongkat estafet akan diserahkan kepada pelanjut usaha tersebut maka sang pelanjut akan termotifasi untuk mempertahankan prestasi yang sudah dicapai. Lebih baik lagi jika ia mampu mengembangkan usaha yang diserahkan padanya untuk menjadi lebih baik.
Demikian halnya dengan bangsa Indonesia yang kita cintai ini. Pergantian pemimpin telah berulang kali dilakukan. Setiap pemimpin ingin melakukan yang terbaik untuk bangsa dan negaranya. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa setiap presiden memiliki kelemahan dan kekurangannya masing-masing.
Tidak semua pemimpin mencapai prestasi yang sama gemilangnya. Karena setiap tahapan memiliki kendalanya masing-masing. Ada presiden yang dengan cerdas dapat mengetahui persoalan yang dihadapinya dan tahu bahaimana menjawab tantangan tersebut. Presiden yang lain berkuasa dan menghadapi situasi yang chaos dan sulit dikendalikan sehingga pemimpin tersebut tidak bias berbuat banyak selain hanya memperbaiki situasi saja. Sementara presiden yang lainnya sudah mengerti masalah yang terjadi, tahu pula cara mengatasinya, tapi berbagai masalah juga muncul menghambatnya yang membuatnya ragu untuk bertindah dan halnya menjadi tidak maksimal. Tapi kita selalu yakin bahwa sebagai pelari estafet kita harus selalu berupaya untuk berlari lebih cepat untuk meraih waktu terbaik, meraik prestasi terbaik……. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar