Lahirlah Puisi…. Lahirlah
Puisi lahir jadi debu-debu muntah dari perut gunung berapi
meleleh jauh mencari muara di lukuh hati yang bertapa hingga bening hari
mencari tanya dilangit kelam sambil ngobrol soal luka yang tertoreh kemarin
dan wajah kita tak sempat bertemu cermin untuk mencari bayang yang
Kita tinggalkan dalam lipatan air mata yang kita tamping dalam bejana rindu
Lalu cinta kita tebar sepanjang jalan berbecek yang kita lewati penuh lumpur
Mari.....mari lahirkan puisi
jadi air mata....
jadi senyuman...
jadi kenangan....
jadi tangis anak-anak yatim di tepi jalan.....
jadi tangis para istri yang ditinggal suaminya berbohong.....
jadi dendam bagi suami yang ditinggal istrinya selingkuh.......
jadi gelisah para koruptor ditahanan jiwanya......
jadi mimpi buruk para penderita aids dilorong sempit........
jadi apa saja di langit dan di laut tanpa batas dan tanpa dasar....
yang melobangi dada jadi hampa.......
Lahirlah puisi.....lahirlah
Siapa lagi yang mau bertanya?
Dalam galau di samudra berbadai.....
Meski ada jawab terangkul dalam karang yang angkuh.....
Karena metamorphosis telah samar dalam waktu...
Karena wajahku telah menjadi musuhmu
...Yang membuatmu penasaran hingga diujung zaman...
Bertanyalah pada samudraku.....
2010
BERANGKAT AKU ANAKKU
Melangkah meninggalkanmu menjauh
Tapi kau semakin dalam merasuk dalam pelukanku
Getaran cinta dalam pengasuhan
Membuat jarak menjadi kabur
Mentari yang terbit menghidang fajar
Jadikan semangat tuk membimbing jemarimu
Menatap cita yang tergantung digerbang masa
Jadikan hari semakin singkat
Dimana akan kutawarkan rindu
Jika derai canda itu melintas lagi dalam kenangan
Sementara aku dalam banyang dusta malam
Yang disulam rapi di tepi ranjang
Menjaring amarah mencipta jarak kita
Mungkin esok tubuh ini akan lelah
Tapi mencintaimu tak pernah ada ujungnya
Kabut yang kemarin biarlah mainan bocah
Yang selalu sibuk dengan layangannya.
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar