Rabu, 13 Januari 2010

GOA MAMPU,

MEMIKAT DENGAN CERITA RAKYAT


Goa mampu yang terletak kurang lebih 60 km dari Kota Watampone, Kabupaten Bone, dan 140 Km dari Kota Makassar. Objek wisata alam ini terletak di Desa Cabbeng Kecamatan Dua BoccoE dan dapat dicapai dengan kendaraan roda empat atau rota dua. Objok wisata ini memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan objek wisata goa yang lainnya yang ada di Sulawesi selatan, misalnya Goa Leang-leang dengan sejarah purbanya atau Bantimurung dengan istana kupu-kupunya.
Seperti pada umumnya goa-goa kapur yang banyak ditemukan di Sulawesi Selatan, banyak diisi dengan stalagmit dan stalagtit. Akan tetapi di dalam Goa Mampu pengunjung akan dibawa berkeliling menyaksikan keunikan stalagmit-stalagmit yang dibarengi dengan cerita rakyat yang berkembang dalam masyarakat di sekitar goa tersebut.
Dalam folk lore yang berkembang di Kabupate Bone diceritakan bahwa pada masa lalu, ketika manusia masih hidup dalam gua-gua batu, terdapat sebuah kerajaan yang memiliki wilayah yang cukup luas dan kehidupan rakyat yang makmur. Namun pada suatu ketika kerajaan ini ditimpa malapetaka yang diakibatkan oleh perbuatan putrid rajanya.
Suatu hari sang putri raja di tinggal oleh ayah raja dan ibu permaisurinya ke sebuah pesta di kerajaan tetangga. Keluarga sang raja diantar oleh para pengawal dan dayang-dayang istana, sehingga istana menjadi lengang dan sepi. Tinggallah sang putri seorang diri di atas rumah panggung istana ayahnya.
Separti biasanya untuk mengisi waktu luangnya maka sang putri mengambil peralatan tenunnya, lalu memulai ia menyusun benang-benang yang saling bersilangan. Namun belum beberapa saat, alat penggulung benangnya (taropong) terjatuh ke tanah lewat celah papan lantai rumahnya. Ia mencari dayang atau pengawal yang bisa ia suruh mengambilkan penggulungan benang itu. Akan tetapi tak adalagi dayang atau pengawal yang tersisa, Inang pengasuhnya pun ikut pergi ke pesta tersebut. Ia enggan untuk turun ke bawah rumah, lagi pula ia terikat dengan peralatan tenunnya.



Sang Putri hanya menemukan seekor anjing yang berada di bawah rumah sedang berjaga-jaga. Maka sang Putri pun meminta tolong kepada sang anjing agar mau mengambilkan gulungan benangnya. Mulanya sang anjing tidak bergerak di tempatnya, namun setelah berulang-ulang sang putri memohon dan berjanji bahwa barang siapa yang sudi mengambilkan alat tenunnya yang jatuh itu maka ia sudi menjadi istrinya.
Setelah mendengarkan janji itu barulah sang anjing mendekati penggulung benang tersebut lalu mengambilnya dan membawanya naik ke istana dan diberikan kepada sang putri. Akan tetapi setelah penggulung benang itu diterima sang putri ia lalu ingkar pada janjinya. Bahkan setelah para dayang pulang, Ia malah mendorong gadis lain untuk mau menjadi suami sang anjing. Tetapi tak seorangpun yang mau, bahkan terjadi saling tuding menuding. Karena sang putrid tetap ikar pada janjinya dan tak ada tak ada yang mau menutupi janji tersebut , lalu turunlah kutukan dewata . Sang putri dikutuk menjadi batu, juga kemudian sang anjing pun juga terdiam lalu ikut membatu. Para dayang saling memandang, mulanya mereka heran melihat kejadian ini, lalu perlahan-laha mereka pun ikut membatu. Mulanya seorang melihat dan menuding kawannya bahwa di jidat orang yang ada di depannya terdapat batu pada hal tanpa disadari ia pun sudah pula mulai membatu, begitulah kemudian orang saling tuding menuding lalu kemudian seluruh kerajaan menjadi batu. Tidak terkecuali persawahan, gudang garam, dan binatang (buaya) juga ikut membatu.
Sehingga jika kita berkunjung ke Goa Mampu kita akan ditunjukkan oleh pemandu wisatanya kebebarapa bongkahan batu yang mirip bentuk manusia, binatang, persawahan, gudang garam, dan berbagai aktifitas masyarakat. Batu-batu tersebut menjadi situs yang mengesahkan cerita rakyat itu, sehingga masyarakat menganggap bahwa cerita tersebut benar-benar pernah terjadi.




Di tempat itu kita akan ditunjukkan patung putri yang sedang menenun, pesta kawin, pertemuan dua sahabat, buaya yang sedang merangkak menuju sungai, kuda terbang dan masih terdapat puluhan patung-patung batu yang masing-masing memiliki cerita. Selain tentang cerita pada stalagmik dan stalagtit itu kita juga akan menikmati indahnya bagian-bagian gua yang ditembus cahaya dari luar gua.
Untuk menyusuri bagian-bagian gua, pihak pengelolah sudah membuatkan jalan-jalan setapak sehingga pengunjung tidak perlu merasa khawatir atau tergelincir oleh jalan licin. Pengunjung akan pula mendapat penerangan berupa obor yang dapat disewa pada masyarakat yang menyiapkan jasa tersebut.
Berwisata ke Goa Mampu kita tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak, karena biaya retribusi, sewa obor, dan jasa pemandu masih relative murah. Jadi sebaiknya anda bergegas berkunjung ke Goa Mampu sambil menikmati beberapa tempat wisata lainnya di Kabupaten Bone.