Sabtu, 12 April 2014

TELADAN BOLEH TIDAK BOLEH ANJING SETIA PAK BROTO

(Berdasarkan Kisah Nyata)

Oleh: Shaifuddin Bahrum


Pak Broto adalah warga di salah satu perumahan mewah di daerah Pluit, Jakarta. Sebagai seorang pengusaha yang sukses ia selalu ingin menjaga kebugaran tubuhnya agar bisa beraktifitas dengan baik dan memimpin perusahaan miliknya yang telah ia bangun sejak 30 tahun yang lalu. Sehingga dalam usia 56 tahun ia menantiasa melakukan olahraga ringan seperti jogging, senam, ataupun berenang. sesekali ia bermain golf bersama rekan bisnisnya di berbagai lapangan rumput di seputar Jakarta ataupun di luar kota.
Jogging adalah olah raga ringan yang setiap hari ia lakukan secara rutin 2-3 jam setiap pagi. Jika ummat Islam sedang shalat subuh di mesjid sekitar pukul 05.00 maka diapun sudah keluar rumah tentu dengan pakaian olahraga lengkap dengan sepatu ketsnya. Ia akan kembali ketika matahari terbit dan mulai meninggi sekitar pukul 08.00.
Tak lupa pak Broto akan memegangi tali tuntun anjing Siberian Huskynya yang diberinya nama Rocky. Anjing piaraan kesayangan keluarganya itu sudah bersama mereka sejak dua tahun lalu, sejak anjing ini masih berusia 1 tahun. Bukan Pak Broto saja yang menyayangi anjing piaraan yang moyangnya berasal dari Siberia dan berkembang biak di Alaska ini tetapi ibu Melani pun sangat menyayanginya. Demikian juga ketika kedua anaknya masih berada dirumah itu sebelum mereka berkeluarga. Sehingga istrinya menyarankan agar Pak Broto sekalian membawa si Rocky untuk berjalan-jalan agar tubuh si Rocky pun akan bertumbuh dengan sehat. Karena jenis anjing ini sesungguhnya adalah anjing pemburu yang terpaksa harus dimanjakan dan dipelihara di rumah. Sehingga dengan mengikutkan si Rocky berjogging pak Broto tidak perlu lagi menyewa seorang pelatih anjing untuk melatih berolahraga membentuk otot-otot dasar si Rocky.
Tentu saja dengan demikian setiap Pak Broto jalan pagi ia pasti tidak sendiri karena ia ditemani oleh Rocky anjingnya. Si anjing pun dengan setia akan menemani tuannya. Bahkan jika pak Broto terlambat bangun pada subuh hari pastilah si Rocky akan membangunkannya dengan mengetuk-ngetuk pintu tuannya dengan kedua kaki depannya atau menggonggong di depan kamar sampai tuannya bangun.
Ketika Pak Broto kembali dari jalan pagi Ibu Melan pasti sudah menunggu di ruang makan dengan hidangan sarapan di atas meja makan yang cukup lebar, lengkap dengan beberapa vitamin dan minuman suplement.
Aktifitas jalan pagi ini sudah dilakukan Pak Broto sejak beberapa tahun lalu kecuali jika pak Broto keluar kota maka dengan terpaksa Rocky tak bisa kemana-mana atau paling tidak hanya dibawa berjalan-jalan disekitar rumah saja oleh si Ujang petugas pembersih halaman rumah dan tanaman.
Meskipun Pak Broto sudah menjaga kesehatannya dengan baik namun akibat kerja keras dan tekanan bisnisnya yang selalu tinggi kesehatan pak Broto suatu ketika anjlok juga. Suatu hari ia terserang stroke yang mengkibarkan sebagian tubuhnya menjadi lumpuh. Alat bicaranya menjadi kaku tak bisa bisara dan dia hanya bisa duduk di kursi roda tak berdaya. Ia harus di rawat beberapa hari bahkan beberapa minggu di Rumah Sakit.
Sekali pun dokter mengatakan bahwa pak Broto akan pulih, tetapi itu akan memakan waktu yang cukup lama dengan menjalani serangkaian terapi khusus.
Kesetiaan dan kesabaran Ibu Melani sebagai istri teruji dalam kondisi seperti ini. Dengan sabar dan tekun Melani melayani suaminya yang tak berdaya, mengurusi makan, minum, memberinya obat secara teratur, mengganti pakaiannya, dan membawanya untuk terapi di rumah sakit secara teratur. Meskipun ibu Melani harus dibantu oleh seorang suster yang ia bayar dengan mahal, tentunya, tetapi semuanya harus dalam pengawasannya sebagai istri yang mencintai suaminya.
Dalam kondisi demikian si Rocky anjing kesayangan keluarga kehilangan perhatian dari tuanya. Ia terpaksa harus dilayani secara standar saja oleh pembantu rumah. Melihat hal itu ibu Melani merasa ibah juga terhadap anjingnya itu. Sehingga suatu subuh ibu Melani berinisiatif membawa Rocky berjalan-jalan ketika suaminya masih lelap tertidur. Rocky pun menyambut tuan putrinya yang sudah memegangi tali tuntunnya.
Masih gelap Melani sudah berjalan dengan pakaian olah raga dan sepatu ketsnya menyusuri jalan kompleks perumahan mewah tempat tinggalnya. Sang anjing yang sudah merindukan suasana itu justru berlari lebih kencang dibanding tuannya. Sesekali Melani ngomong pada Rocky agar tidak berlari terlalu cepat dan menariknya.
Namun ketika melewati beberapa blok dari rumahnya si Rocky tiba-tiba membelok dengan sendirinya justru menuntun tuan putrinya melewati jalan tersebut. Setelah melewati beberapa rumah di blok itu Rocky justru membelok memasuki halaman sebuah rumah. Melani tak kuasa menahan ajakan Rocky yang langsung menuju pintu rumah tersebut dan mengetuk-ngetuk rumah tersebut dengan kedua kaki depannya sambil menggonggong.
Tak menunggu lama pintu tiba-tiba terbuka. Seorang perempuan muda dengan masih mengenakan daster yang membuka pintu.
"Hei... Rocky..... Lama sekali kamu baru muncul, yah....." kata perempuan itu ketika Rocky disambut sambil berjongkok dan Rocky menciuminya.
Melihat tingkah anjing dan sambutan si perempuan Meleni jadi terheran-heran. terlebih lagi ketika perempuan itu bertanya...?
"Pak Broto, mana yah.....?" tanya perempuan pemilik rumah.
"Anda ini siapa, yah.....?" Tanya Ibu Melani...
"Ibu siapa....?" Perempuan itu balik bertanya.
"Saya istrinya pak Broto.....?" jawab Melani ketus. Perempuan itu tiba-tiba tampak gugup terlebih lagi ketika Melani mengulangi pertanyaannya.
"Kamu siapanya Pak Broto....?:" Tanya balik Melani.
"Oooo....Bu..bukan...siapa-siapanya...." Jawab perempuan muda itu gugup.
"Jadi pak Broto dan Rocky, sudah sering ke sini.....?" Nada suara Melani sudah kian meninggi sehingga tetangga lainnya sudah mulai mengintip dari balik jendela. Beberapa orang pejalan kaki memperlambat langkahnya.
"Setiap pagi, pak Broto mampir ke sini...." Kata perempuan itu terbata-bata.
"Oh begitu....? Jadi kamu ini perempuan simpanannya Pak Broto yah....." Bentak Melani lebih kencang.
"Bukan begitu bu.... kami cuma ngobrol dan sarapan bersama....?" jawabnya
"Perempuan apa yang menerima tamu laki-laki di pagi buta seperti ini....? Kamu pasti ada apa-apanya dengan suami saya. Mana suami kamu....?" Bentak Melani penuh emosi...... Pembantu rumah perempuan itu tidak ada yang berani muncul ke ruang tamu, hanya berlindung di ruang tengah.
"Maaf bu... suami saya sudah mati..."
"Oooooh... kamu janda yah..... dasar janda genit..." Bentak Melani sekali lagi.
Tanpa menuntaskan emosinya Ibu Melani menarik tali leher si Rocky dan berjalan pulang. Air matanya mengalir jatuh ke jalan, dan berkali-kali disekanya dengan sebuah handuk kecil yang bergantung di lehernya. Di kepalanya sedang bermain sejuta dugaan.
Setibanya di rumah ia segera menyerahkan tali tuntun anjingnya pada petugas halamannya. Dengan langkah cepat ia masuk ke rumah dan bergegas ke ruang tengah... Di ruang makan ia menemui pak Broto di kursi rodanya tak memberi respon. Pak Broto sedang diurusi oleh susternya yang menyiapkan roti sarapannya.
Ibu Melani berdiri tegap di sisi meja makan tepat di depan suaminya. Pirin dihadapannya di banting ke lantai hingga pecah lalu ia mulai mengoceh tentang perempuan berdaster yang ia temui baru saja sambil tangannya menuding-nuding dihadapan pak Broto penuh emosi. Tudinga mulai gencarkan pada pak Broto, Ia menuding pak Broto telah menipunya menemui perempuan lain dengan alasan jalan pagi, Ia menuduh pak Broto telah berselingkuh dengan seorang janda muda, Ia menyatakan kekecewaannya karena menganggap suaminya selama ini sebagai suami yang setia.
Melani marah sejadi-jadinya pada pak Broto yang tak berdaya....
Pagi terasa terbakar hari itu... Tapi pak Broto tak bisa berkata apa-apa, tak bisa berbuat apa-apa, hanya separuh badannya terlihat gemetaran, raut wajahnya yang berubah miring sejak stroke mengukir rasa sedih dan menderita, matanya dibanjiri oleh air yang tak terbendung.
Melani menangis, tak tahu apa yang harus dilakukannya terhadap pak Broto.
ia tak tahu akan ia apakan suaminya, kecuali hanya menangis penuh kecewa....

Cileduq, 12-04-14

Tidak ada komentar: